Kamis, 26 Desember 2013

Thiobacillus ferrooxidans, Bakteri Pemisah Logam


Siapa yang tidak mengenal logam? Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia bahkan hingga saat ini. Akan tetapi, hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa tidak semua jenis logam aman digunakan begitu saja. Ada jenis logam yang apabila berikatan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup akan menimbulkan efek-efek negatif. Logam ini dikenal dengan sebutan logam berat.

Untuk mengubah logam berat menjadi logam yang aman digunakan, maka perlu dilakukan suatu proses yang ternyata melibatkan peran dari mikroorganisme. Proses ini dinamakan bioleaching. Bioleaching merupakan suatu proses ekstraksi logam yang dilakukan dengan bantuan bakteri yang mampu mengubah senyawa logam yang tidak dapat larut menjadi senyawa logam sulfat yang dapat larut dalam air melalui reaksi biokimia (Waluyo, 2009). Bioleaching logam berat dapat dilakukan dengan cara oksidasi dan reduksi logam oleh mikroba, pengendapan ion-ion logam pada permukaan sel mikroba dengan menggunakan enzim, serta menggunakan biomassa mikroba untuk menyerap ion logam.


Salah satu contoh logam berat adalah tembaga. Pada tahun 1957, berhasil dikembangkan teknik pemisahan tembaga dari bijihnya dengan menggunakan jasa bakteri. Bakteri yang dapat memisahkan tembaga dari bijihnya adalah Thiobacillus ferrooxidans yang berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik khususnya senyawa besi dan belerang.

Thiobacillus ferrooxidans termasuk jenis bakteri kemolitotrop atau bakteri pemakan batuan. Bakteri kemolitotrop tumbuh subur pada lingkungan yang miskin senyawa organik, karena mampu mengekstrak karbon langsung dari CO2 di atmosfer (Edgargo, 2007).

Proses pemisahan tembaga dari bijihnya diawali dengan Thiobacillus ferroxidans yang mengoksidasi senyawa besi sulfide di sekitarnya. Proses ini akan melepaskan energi asam sulfat (H2SO4) dan besi sulfide (FeS). Kedua senyawa ini akan menghancurkan bebatuan disekitarnya dan melepaskan tembaga dari bijihnya. Dengan kata lain, bakteri ini akan mengubah sulfide yang tidak larut dalam air. Dan apabila air dialirkan di bebatuan tersebut, maka tembaga sulfat akan terbawa dan terkumpul di dalam kolam yang sudah disediakan. Larutan dalam kolam tersebut bewarna biru cemerlang. Larutan biru cemerlang itu kemudian dialirkan melalui pipa-pipa. Besi akan mengikat sulfat dan tembaga akan dilepas. Sehingga, akan didapat tembaga murni dengan konsentrasi sekitar 99%.
Proses pemisahan logam dari bijihnya dilakukan secara besar-besaran di wilayah pertambangan. Proses tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.   Bakteri ini secara alami terdapat di dalam larutan peluluh. Penambang tembaga akan menggerus batu pengikat logam atau tembaga dan akan menyimpannya ke dalam lubang tempat buangan.
2.     Kemudian, mereka menuangkan larutan asam sulfat ke tempat buangan tersebut. Saat larutan peluruh mengalir melalui dasar tempat buangan, larutan peluluh akan mengandung tembaga sulfat.
3.   Selanjutnya, penambang akan menambah logam besi ke dalam larutan peluluh. Tembaga sulfat akan bereaksi dengan besi membentuk besi sulfat yang mampu memisahkan logam tembaga dari bijinya.
Reaksi kimia yang terjadi dalam proses tersebut adalah sebagai berikut:
Jadi, secara umum, Thiobacillus ferrooxidans membebaskan tembaga dari bijih tembaga dengan cara bereaksi dengan besi dan belerang yang melekat pada batuan sehingga batuan mengandung senyawa besi dan belerang, misalnya FeS2. Saat larutan peluluh mengalir melalui batu pengikat bijih, bakteri mengoksidasi ion Fe2+ dan mengubahnya menjadi Fe3+ (Yuwono, 2002).
Unsur belerang yang terdapat dalam senyawa FeS2 dapat bergabung dengan ion H+ dan molekul O2 membentuk asam sulfat (H2SO4). Bijih yang mengandung tembaga dan belerang, misalnya CuS, ion Fe3+ akan mengoksidasi ion Cu+ menjadi tembaga divalen atau Cu2+. Selanjutnya, bergabung dengan ion sulfat (SO4 2-) yang diberikan oleh asam sulfat untuk membentuk CuSO4.

Selain itu, mekanisme pemisahan logam oleh Thiobacillus ferroxidans ini juga biasa digunakan untuk menghasilkan logam berkualitas tinggi lainnya seperti emas, galiu, mangan, kadmium, nikel, dan uranium serta dapat pula digunakan untuk penanganan limbah pabrik yang mengandung logam berat.


Referensi:
         Edgargo. Microbial Processing of Metal Sulfides. Dordrecht: Springer. 2007.
Waluyo, Lud. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press. 2009.
Yuwono, Vidya. Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta: Kanisius. 2002.
Yulianti, Diana. Bioteknologi Penambangan Logam. https://www.academia.edu/4554264/bioteknologi_penambangan_logam. Diakses pada 23 Desember pukul 01.15 wib.




30 komentar:

  1. Siklus logam oleh mikroba salah satu indikasi paling jelas menunjukan bahwa tanah tidak bersifat inert. Tanpa adanya siklus logam, maka transformasi logam tidak mungkin terjadi. Mikroba pentrasnformsi logam penting dalam pembentukan tanah dan produksi biji logam. Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam mengekstark logam-logam menjadi bijih logam grade rendah, mengasamkan limbah, dan mencemari penyediaan air. Logam Fe merupakan dari logam dlam tanah. Tramformasi Fe adalah dengan oksidasi untuk memperoleh sumber energi an reuksi yang menggunkan logam tersebut sebagai elektron aseptor. Besi juga mengubah bahan-bahan organik (asimilasi/imobilisasi) dan bentuk organik kembali ke bentuk anorganik (mineralisasi)

    BalasHapus
  2. artikelnya bagus , blog http://akbargalaxy.blogspot.com/2012/12/thiobacillus-ferrooxidans.html menyatakan Thiobacillus Ferrooxidans adalah bakteri yang sering digunakan dalam Oksidasi atau pun Reduksi Besi
    bakteri ini ditemukan oleh Colmer 7 M.E. hinkie dari West Virginia University di Morgantown yang termasuk dalam kindom Eubacte

    BalasHapus
  3. waw....,subhanallah ya, ternyata bakteri juga berperan dalam pemisahan logam, tak terlihat tapi bermanfaat. saya mendapat tambahan informasi dari http://forum.upi.edu/index.php?topic=15509.0, bahwa bakteri Thiobacillus Ferrooxidans merupakan Alternatif yang paling aman dan ramah terhadap lingkungan untuk desulfurisasi batubara.Thiobacillus ferooxidans memiliki kemampuan untuk mengoksidasi besi dan sulfur.

    BalasHapus
  4. ternyata pelindihan biologis bahan tambang yang mengandung sulfur menggunakan bakteri Thiobacillus, terutama Thiobacillus ferrooxidans Tujuan utama pelindihan adalah mentransformasi mineral logam menjadi bentuk ion-ion logam yang mudah larut dalam air (Irianto, 2002). saya mendapat tambahan ini dari http://loveyourearthbaby.blogspot.com/2009/03/tugas-mikrobiologi-lingkungan.html . makasih ya nuzli atas info manfaat bakteri Thiobacillus Ferrooxidans semoga nuzli jadi guru yang sukses dan sholehah :)

    BalasHapus
  5. Artikel ini menyita perhatian saya sebagai penulis artikel-artikel unik, dan ternyata saya menemukan yang lebih unik dari artiek yg pernah saya tulis sendiri, ternyata bioleaching logam berat dapat melalui oksidasi dan reduksi logam oleh mikroba, pengendapan ion-ion logam pada permukaan sel rnikroba dengan menggunakan enzim, serta menggunakan biomassa mikroba untuk menyerap ion logam seperti yang dijelaskan oleh (Chen dan Wilson, 1997). Bakteri yang digunakan dalam proses tersebut antara lain adalah bakteri Pseudomonas fluorescens, Escherichia coil, Thiobacillus ferrooxidans dan Bacillus sp sebagai bakteri leaching yang mampu melarutkan senyawa timbal sulfida sukar larut menjadi senyawa timbal sulfat yang dapat larut melalui proses biokimia. Waaaaaaaah ternyata banyak sekali manfaatnyaaaaaaa. Terimakasih atas informasi unik ini nuzli :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah baru tau loh E.coli bisa mereduksi besi

      Hapus
  6. artikel ini membuat saya penasaran juga bagaimana hebatnya sang bakteri ini sebagai pemisah logam berat? selain dari artikel saya bakteri yang bisa memakan uranium. hebat yaaa berarti asal mula pembuatan logam menggunakan bakteri ini?
    saya juga ada info tambahan tentang baktri ini bahwa Energi yang digunakan Thiobacillus ferrooxidans dalam memisahkan logam dari bijinya berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik khususnya senyawa besi dan belerang. Asam sulfat dari besi sulfat melarutkan logam dari bijinya dan saya mendapatkan referensinya dari sumber ini http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/bioteknologi/ . terimakasih nuzli :)

    BalasHapus
  7. hmm artikel yang menarik dan yang saya baca juga selain logam T. ferrooxidans ini Alternatif yang paling aman dan ramah terhadap lingkungan untuk desulfurisasi batubara secara mikrobiologi (http://forum.upi.edu/index.php?topic=15509.0)

    BalasHapus
  8. padahal bakterinya bermanfaat banget yaa tapi yang disayangkan ternyata di indonesia, sampai saat ini pemanfaatan mikroorganisme untuk bidang pertamabangan logam masih belum optimal atau bisa dikatakan belum dimulai, atau sekadar wacana. Sementara potensi atau kemampuan mikrroganisme dalam memabantu menambang logam di alam sudah terbukti nyata.
    Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan cadangan berbagai mineral tamabang dalam jumlah banyak dan berlimpah dengan berbagai mikrroganisme, mempunyai peluang yang cerah untuk melaksanakan Bioleaching. Dari sisi mikroorganismenya, kondisi iklim yang tropis mendukung keberadaan kelompok bakteri Peleapsan logam yang hidup baik pada kondisi mesofilik, yang menghendaki suhu yang hangat.

    sumber : http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/07/pemanfaatan-thiobacillus-ferrooxidans-sebagai-bakteri-pemisah-logam-besi/

    BalasHapus
  9. setuju dengan penulis, Thiobacillus ferrooxidans merupakan sinonim dari nama spesies Acidithiobacillus ferrooxidans , bakteri ini tidak berwarna dan berbentuk batang. bakteri ini memperoleh ennergi dari reaksi redoks senyawa sulfur. Sehingga bakteri ini di gunakan untuk mengurai limbah sulfur. bakteri ini juga mengoksidai besi ferro menjadi besi ferri, dan mereduksi senyawa sulfur menjadi asam sulfat. T. ferrooxidans juga berguna untuk pemupukan.
    T. ferrooxidans merupakan bakteri yang sering di gunakan untuk penguraian limbah pertambangan , berupa asam atau logam berat.
    sumber : http://web.mst.edu/~microbio/BIO221_2008/T_ferrooxidans.html

    BalasHapus
  10. Assalamualaikum.. wah, artikel esti bagus sekali.. sedikit tambahan, manurut yang saya baca di http://web.mst.edu/~microbio/BIO221_2008/T_ferrooxidans.html Bakteri T. ferrooxidans ini dapat melakukan hubungan simbiotik dengan anggota dari genus acidipilum, yaitu sejenis bakteri yang mampu mereduksi besi. Species lain dari bakteri ini ada juga yang mampu hidup dalam air dan sedimen. oh iya, info tambahan lagi dalam dunia pertambangan Biohidrometalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan mineral dan logam. salah satu cabangnya ialah Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara penambahan mkhluk hidup seperti bakteri.

    BalasHapus
  11. Artikelnya bagus sekali.. sangat menambah pengetahuan. berarti bakteri ini juga bisa bermanfaat untuk industri air mineral yang airnya terkontaminasi logam ya? Alhamdulillah lago-lagi ciptaan Allah ini bermanfaat untuk kita :) terimakasih nuzli

    BalasHapus
  12. Subhanallah, dari bakteri bisa menghasilkan sebuah produk yang bernilai tinggi. Artikelnya sangat bermanfaat sekali dan penambahan informasi mengenai bakteri ini juga seperti juga sudah ditambahkan oleh teman2 yang lain. Saya setuju terimakasih nuzli :)

    BalasHapus
  13. Artikelnya bagus untuk menambah pengetahuan yang bermanfaat. Setuju dengan apa yang sudah diuraikan saudara nuzli ya. Memang bioteknologi tidak terlepas pemanfaatannya dari para mikroorganisme.

    BalasHapus
  14. Totally agree with you :D
    Dari artikel ini juga kita bisa tau fakta baru bhwa siklus logam oleh mikroba salah satu indikasi paling jelas menunjukan bahwa tanah tidak bersifat inert. Tanpa adanya siklus logam, maka transformasi logam tidak mungkin terjadi. Mikroba pentrasnformsi logam penting dalam pembentukan tanah dan produksi biji logam. Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam mengekstark logam-logam menjadi bijih logam grade rendah, mengasamkan limbah, dan mencemari penyediaan air. Logam Fe merupakan dari logam dlam tanah. Tramformasi Fe adalah dengan oksidasi untuk memperoleh sumber energi an reuksi yang menggunkan logam tersebut sebagai elektron aseptor. Besi juga mengubah bahan-bahan organik (asimilasi/imobilisasi) dan bentuk organik kembali ke bentuk anorganik (mineralisasi) .(Waluyo,lud. 2009).
    http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2012/01/07/pemanfaatan-thiobacillus-ferrooxidans-sebagai-bakteri-pemisah-logam-besi/
    Thanks for the information, nuzlii :)

    BalasHapus
  15. artikelnya bagus sekali dan sudah sangat lengkap, bakteri ini sangat bermanfaat sepertinya bakteri ini juga dapat dikombinasikan dengan bakteri T. thiooxidans dalam proses penanganan limbah pertambangan. Penggunaan kombinasi kedua bakteri ini ditujukan untuk lebih mengoptimalkan desulfurisasi. Thiobacillus ferooxidans memiliki kemampuan untuk mengoksidasi besi dan sulfur, sedangkan Thiobacillus thiooxidans tidak mampu mengoksidasi sulfur sehingga proses pemisahan logam ini dapat optimal :) referensi : http://bioindustri.blogspot.com/2008/09/bakteri-thiobacillus-ferrooxidans.html

    BalasHapus
  16. Assalam mbak nuzli, artikelnya sangat bagus menarik lengkap, semua info2 sudah dipaparkan teman2 di atas. pokoknya TOP deh. makasih yah

    BalasHapus
  17. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  18. Assalamu'alaikum nuz, artikelnya bagus dan menarik. Anda menjabarkannya dengan lengkap.
    Saya mau menambahkan aja sedikit bahwa spesies Thiobacillus ferrooxidans ini dapat hidup autotrof dengan menggunakan ion besi dan sulfur sebagai donor elektron. Seperti yang dikatakan pada referensi ini -> http://www.airlimbahku.com/2007/07/fermangano-biofilter.html
    Terima kasih :)

    BalasHapus
  19. Assalamualaikum..
    setelah membaca artikel ini serta beberapa tambahan dari teman2, jadi saya dapat menyimpulkan ternyata bakteri ini mempunyai banyak manfaat ya disamping kerugiannya.. bagus artikelnya menambah pengetahuan bagi para pembacanya :)
    Thanks (y)

    BalasHapus
  20. Hai nuzli, artikel ini penjelasan kamu sangat lengkap ditambah komentar anak-anak yang menambahkan informasi tentang bakteri ini membuat saya lebih paham. Thank you nuzli informasinya..

    BalasHapus
  21. Assalamualaikum stelah saya memebaca artikel yang di pos kan saudari Nuzli saya tertarik dengan kalimat "Selain itu, mekanisme pemisahan logam oleh Thiobacillus ferroxidans ini juga biasa digunakan untuk menghasilkan logam berkualitas tinggi lainnya seperti emas, galiu, mangan, kadmium, nikel, dan uranium serta dapat pula digunakan untuk penanganan limbah pabrik yang mengandung logam berat." kalau begitu apakah dalam pemisahan selain besi bakteri Thiobacillus ferroxidans bekerja sendiri atau ada tambahan bakteri lain ? , terakhir artikel ini juga menambah wawasan saya tentang fungsi bakteri yang berada di pertambangan ,terimakasih :)

    BalasHapus
  22. setelah membaca artikel ternyata Thiobacillus ferrooxidans, Bakteri Pemisah Logam sangat bermanfaat sekali. subhanallah

    BalasHapus
  23. Terimakasih Nuzli dan teman-teman yang telah berkomentar karena memberi wawasan lebih tentang T.ferroxidans.
    Di antara kelompok Acidithiobacilli, Acidithiobacillus ferrooxidans telah muncul sebagai sebuah bakteri yang signifikan secara ekonomi di bidang pencucian bijih sulfida sejak penemuannya pada tahun 1950 oleh Colmer, Temple & Hinkle. Penemuan A. ferrooxidans menyebabkan pengembangan cabang baru ilmu metalurgi disebut "biohydrometallurgy," yang berurusan dengan semua aspek dari ekstraksi mikroba dimediasi logam dari mineral atau limbah padat dan asam tambang drainase-dll (Torma, 1980) . Acidithiobacillus ferrooxidans telah terbukti sebagai organisme pencucian ampuh, untuk pembubaran logam dari bijih sulfida kelas rendah. Baru-baru ini, perhatian telah difokuskan pada pengobatan mineral berkonsentrasi serta bijih sulfida kompleks menggunakan batch atau terus-aliran reaktor.
    http://en.wikipedia.org/wiki/Acidithiobacillus

    BalasHapus
  24. Good buat nuzli,, artikel km udh cukup lengkap, tapi ternyata si bakteri Thiobacillus ferrooxidans punya kerugian loh, http://aguskrisnoblog.wordpress.com Bakteri Thiobacillus ferrooxidans pengoksidasi Fe (mengubah Fe3+ yang bersifat sebagai ion terlarut menjadi Fe (OH)3) yang bersifat tidak larut) dapat menimbulkan korosi. Prose korosi secara mikrobiologis tidak berarti logam tersebut dimakan oleh mikroorganisme tetapi akibat pertumbuhan mikrobe tersebut yang mengahsilakn senyawa, Yang bersifat korosif misalnya asam (Waluyo,Lud.2009).

    BalasHapus
  25. Asalamualikum nuzl. artikelnya bagus, lengkap, disertai gambar jadi lebih jelas. trimakasih nuzli artikelnya sangat membantu, menambah wawasan saya tentang Thiobacillus ferrooxidans. ternyata si kecil Thiobacillus ferrooxidans dapat memisahkan logam yang kuat. SubhanAllah..

    BalasHapus
  26. Artikel yang bagus dan menarik, ternyata ada jenis bakteri lagi yang berkecimpung dengan unsur unsur logam selain bakteri pengurai uranium "Geobacter metallireducens" yaitu bakteri Thiobacillus ferrooxidans, yang telah dipaparkan peranannya dalam artikel ini.
    Ternyata bakteri Thiobacillus ferrooxidans ini, walaupun kecil ukurannya bisa menguraikan logaman besi yg padat.

    BalasHapus
  27. ini kecil-kecil cabe rawit juga ya... hha.
    kirimin pak jokowi nih nuz, biar bersiin ancol. hhe

    BalasHapus
  28. Cara mendapat kan bakteri thiobacillus ferooxidans bagaimana..apa bisa di dapat di toko kimia

    BalasHapus
    Balasan
    1. harus isolasi dulu dari habitatnya...
      bisa dari daerah geothermal, air gambut, dan lokasi lokasi dengan kkondisi keasaman tinggi :)

      Hapus